Kamis, 26 Januari 2012

Kekhalifahan Dinasti Umayyah


KHALIFAH MUAWIYYAH
(661-680M): (1)
1.       Melaksanakan restorasi kesatuan imperium Islam
  1. Membangkitkan kembali sistem Umar
  2. Tidak memaksakan perpindahan agama >> Islam tetap menjadi agama elit penakluk
  3. Membangun sistem administrasi yang efisien >> ahli- ahli administrasi Islam bermunculan
  4. Wilayah- wilayah taklukkan >> sebuah kerajaan bersatu dengan sebuah ideologi bersama
KHALIFAH MUAWIYYAH
(661-680M): (2)
1.       Mengembangkan gaya hidup mewah & kebudayaan- kebudayaan yang berbeda
  1. Monarkhi absolut menjadi satu- satunya cara yang efektif untuk mengatur kerajaan pramodern dengan ekonomi berbasis pertanian, & jauh lebih lebih memuaskan daripada oligharki militer
  2. Para khalifah pertama Umayyah bukanlah penguasa yang absolut  >> primus inter pares 
MASA YAZID I
(680-683M): (1)
1.       Untuk mengamankan suksesi kepemimpinan, Muawiyyah menobatkan Yazid
  1. Muncul pertentangan dari kelompok Kufah (pendukung Ali) >> menuntut tampilnya Husein
  2. Peristiwa Karbala >> terbunuhnya Husein >> Syiah Ali
MASA YAZID I
(680-683M): (2)
1.       Muncul pemberontakan di Hijaz oleh Abdullah bin Zubayr >> kembali ke nilai- nilai ummah pertama >> merebut kekuasaan dari Umayyah & kembali ke Mekkah-Madinah
  1. 683 M >> Madinah direbut oleh Umayyah >> kematian Yazid I & II à perang saudara
  2. Abdullah bin Zubayr à khalifah >> diisolasi dihijaz
  3. Khawarij >> negara merdeka di Arabia Tengah pada 684M
MASA YAZID I
(680-683M): (3)
1.       Pemberontakan Khawarij lain di Irak & Iran
  1. Syiah bangkit di Kufah >> membalas kematian Husein >> memilih putra- putra Ali
  2. Para pemberontak >> cita- cita Al-Quran yg demokratis
  3. Kekuatan Syria >> sosok Marwan (sepupu Muawiyyah I) & putranya Abdul Malik
  4. Pada 691M mengalahkan pemberontak >> 692 M Abdullah bin Zubayr terbunuh
MASA ABDUL MALIK
(685-705M): (1)
1.       12 tahun terakhir >> kedamaian & kemakmuran
  1. Menjunjung solidaritas ummah, menundukkan para pemberontak, & menerapkan kebijakan sentralisasi
  2. Bahasa Arab resmi menggantikan Bahasa Persia, mata uang Islam pertama yang dihias kalimat- kalimat Al-Quran
  3. Pada 691M >> Kubah Batu diselesaikan di Yerussalem
MASA ABDUL MALIK
(685-705M): (2)
1.       Aturan ketat yg memisahkan muslim & masyarakat mengendur
  1. Orang- orang nonmuslim mulai tinggal di kota garnisun, para petani mendapatkan pekerjaan di lahan2 muslim & belajar bahasa Arab
GERAKAN KEAGAMAAN:
1.       Kebangkitan Islam berawal dari persoalan politis >> masyarakat Islam dulu baru menjadi Arab
  1. Al-Quran >> tauhid >> penyerahan diri kepada kehendak Tuhan
HASAN BASHRI
(w.728M): (1)
1.       Dibesarkan di Madinah & menyaksikan kematian Utsman
  1. Pindah ke Bashrah à mengembangkan spiritualitas, pengabaian hal- hal duniawi & kembali kepada asketisme Nabi >> kritik terhadap kehidupan istana yang penuh kemewahan
  2. Al-Quran hrs dihayati secara mendalam & penyerahan diri seutuhnya kepada kehendak TUhan >> sumber kebahagiaan sejati
HASAN BASHRI
(w.728M): (2)
1.       Mendukung Umayyah, tetap punya hak untuk mengkritik mereka
  1. Memilih Qadariyyah (qadar = kehendak) >> manusia memiliki kehendak bebas & bertanggung jawab terhadap tindakan- tindakan mereka
  2. Khalifah Abdul Malik memanggilnya ke pengadilan (menyebarkan doktrin yg berpotensi >> pemberontakan)
  3. Hasan memulai tradisi Islam >> (menggabungkan kehidupan batin yang ketat & perlawanan politik terhadap pemerintah)
TAHUN2 TERAKHIR
DINASTI UMAYYAH (705-750M): (1)
1.       Al-Walid I menggantikan Abdul Malik >> prinsip Dinasti diterima dunia Islam
  1. Al-Walid >> menaklukkan Afrika Utara & membangun kerajaan di Spanyol
  2. Umar II (717-720M) à membiayai usaha penaklukkan Konstantinopel >> gagal & kehilangan banyak SDM & peralatan
  3. Umar à zimmi untuk memeluk Islam >>sehingga tidak perlu mmbayar jizyah >> pendapatan menurun
TAHUN2 TERAKHIR
DINASTI UMAYYAH (705-750M): (2)
1.       Pemberontakan & ketidakpuasan muncul, apakah khalifah jelek spt Yazid II (720-724M) ataupun saleh seperti Hisyam I (724-743M)
  1. Hisyam I mengembalikan kerajaan pd basis ekonomi yg lebih baik >> kerajaan lebih terpusat & pemerintahannya mjd lebih otokratis
  2. Otokrasi dianggap tdk Islami >> Kaum Syiah kian aktif
  3. Mawali (klan non-Arab) >> keberatan thd status kelas dua
TAHUN2 TERAKHIR
DINASTI UMAYYAH (705-750M): (3)
1.       Sentimen Islam tersebar luas >> pemberontakan orang- orang yang berbeda pendapat menggunakan ideologi religius
  1. Faksi Abbasiyyah >> keluarga Muhammad harus memerintah & menekankan keturunan paman Nabi (Abbas) & putranya Abdullah (pembaca Al-Quran yg menonjol)
  2. Mengumpulkan dukungan di bbrp propinsi di Iran pada 743M >> menduduki Kufah pada Agustus 749M >> mengalahkan Khalifah Mansur II di Irak


Kekhalifahan Umayyah di Al-Andalus



بنو أمية
Kekhalifahan Umayyah di Al-Andalus
750–929

Ibu kota
Bahasa
Sejarah

 - Didirikan
750
 - Dibubarkan
929
Kubah di Masjidil Aqsa yang dibangun Bani Umayyah
Awal Masuknya Islam di Spanyol
Di zaman Bani Umayyah, masa pemerintahan al-Walid Ibnu Abd al-Malik, Musa Ibnu Nushair diangkat sebagai amir untuk wilayah Afrika Utara dan Barat yang berkedudukan di Qairawan. Pada saat itu, Musa Ibnu Nushair menerima delegasi yang datang dari kota Ceuta yang terdiri dari Pangeran Yulian dan keluarga raja Witiza yang memerintah Spanyol. Maksud kedatangan mereka ke Qairawan adalah untuk meminta bantuanAmir Musa Ibnu Nushair guna menyerang dan menjatuhkan raja Visigoth di Spanyol bernama Roderck yang berkedudukan di Toledo.
Setelah memperoleh persetujuan khalifah al-Walid di Damaskus, Musa berangkat bersama pasukannya menyelusuri pesisir Afrika bagian Utara hingga bagian barat untuk menyeberang ke darata Eropa. Untuk memasuki daratan Eropa itu, panglima Thariq Ibnu ziyad ditunjuk sebagi pemimpin pasukan dengan membawa 12.000 personil, dan bertindak sebagai petunjuk jalan adalah pangeran Yulian dan keluarga raja Witiza. Thariq bersama pasukannya menyeberang selat yang terletak antara Maroko dan benua Eropa, dan mendarat disuatu tempat yang kemudian dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq).
Kedatangan pasukan Islam itu terdengar oleh raja Roderick melalui para saudagar yang menyaksikannya. Maka raja itupun mempersiapkan bala tentaranya untuk menghadapi pasukan Thariq. Pada tanggal 19 Juli 711, kedua pasukan bertemu ditepi sungai Rio Barbate, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit. Pasukan Roderick terdesak dan dapat dikalahkan, bahkan roderick sendiri tewas tenggelam di Rio Babate ketika hendak melarikan diri.(Hitti, 1970 :493-494)
Kesuksesan di Rio Barbate mendorong semangat pasukan muslim untuk terus bergerak memasuki wilayah-wilayah kekuasaan Visigoth lainnya. Mula-mula bergerak ke Toledo dengan melewati dan menguasainya terlebih dahulu kota-kota Malaga, Elvira, Murcia dan Cordova. Kemudian Thariq terus bergerak hingga kebagian barat semenanjung Iberia. Tgariq mendapat dukungan penduduk taklukannya untuk menaklukkan wilayah-wilayah lainnya. (Chejne,1974:8)
Mendengar kesuksesan yang dicapai oleh Thariq Ibnu ziyad, maka Amir Musa Ibnu Nushair pada tahun 712 berangkat menuju Spanyol. la bersama pasukannya sebanyak 18.000 personil yang kebenyakan dari suku-suku Arab dengan menempuh jalur yang tidak dilewati oleh pasukan Thariq, la mampu menaklukkan Sidonia, Carmona, dan berhasil memasuki Sevilla, Huelva dan ahirnya mengikuti arah sungai, sampailah ia bersama pasukannya kekota Merido dan kota-kota kecil lainnya. Kemudian ia dapat bertemu dan bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo pada bulan Juli 713.(Watt ,1992:15).
Kemenangan yang telah dicapai di Spanyol mengukir sejarah baru Islam di Eropa, Karena Spanyol merupakan pintu gerbang masuk ke Eropa. Untuk selanjutnya dapat menyampaikan dagwah Islamiyah keseluruh benua Eropa dengan mudah. Penaklukan yang dilakukan oleh Thariq Ibnu ziyad inilah merupakan asal-usul Islam di Spanyol.

Kemajuan yang dicapai Dinasti Umayyah 2 di Spanyol
 Kemajuan Peradaban 
           Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan umat Islam di Spanyol telah berpengaruh membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual. 
Kemajuan Intelektual
a.      Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di
Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat
Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragossa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fezzan tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari
Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayatul- Mujtahid.
b.       Sains
IImu-ilmu kedokteran,
musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Ummul Hasan binti Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari
Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibnul Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunisia adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
c.        Fiqh
Dalam bidang fiqh,
Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang memperkenalkan madzhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.


d.       Musik dan Kesenian
Dalam bidang
musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi' yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
e.        Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor-duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibnul-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-'Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.


f.       IImu Kesejarahan.
Perkembangan ilmu kesejarahan di Spanyol tidak bisa lepas dari peran Ibnu Khaldun (1332-1406 M) sebagai sosok reformer, baik analisis sejarah murni ataupun historiografi. Kelahirannya memang agak belakangan dibanding dengan tokoh-tokoh sejarah Spanyol seperti Ibnu Qutaybah (wafat 977 M) dan Ibnu Hayyan (988-1076 M) serta sejarawan lainnya Namun sebuah karya monumentalnya, Muqaddimah, telah mencuatkkan namanya menjadi sosok luar biasa terutama dalam Ilmu sejarah. Teori life cycle untuk dinasti-dinasti baik secara langsung ataupun tak langsung telah di adopsi oleh para ilmuan dunia menjadi teori Civilization life cycle.

g.     IImu Keperjalanan
Perkembangan Ilmu keperjalanan ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh geografi di kalangan masyarakat intelek Islam di Spanyol diantaranya Abu Ubayid al-Bakri (wafat 1094 M), AI- Idrisi lahir 1100 M dan Abu al-Husain bin Ahmad (Iahir 1145 M) merupakan tokoh-tokoh diantara para tokoh geografi yang belakangan melahirkan tokoh-tokoh adventurers, seperti Ibnu Jubair yang melakukan journey pulang-pergi dari Granada ke Mekkah melalui Mesir, Irak, Syria dan Sicilya.
Tokoh legendaris yang belakangan muncul adalah Ibnu Batutah (1304-1377 M). Dia telah melakukan 4 kali perjalanan Haji ke Mekah yang dilanjutkan dengan petualangannya ke berbagai negeri Muslim. Negeri-negeri di Timur seperti Srilangka dan Bengal telah dikunjunginya bahkan sampai ke Cina. Perjalana terahirnya pada tahun 1353 telah membawanya ke pedalaman Afrika. (Hittl, 1970:569).
h.      IImu Agama
Perkembangan ilmu agama dilingkungan masyarakat intelek Islam Spanyol, oleh sebagian penulis sejarah, didentikkan dengan perkembangan hukum Islam (ilmu fiqh) atau ilmu syari'at yang telah mengalami penyempitan makna. Namun demikian dari penyempitan makna tadi, dampak positif yang nampak pada masyarakat adalah adanya suatu tatanan hukum yang pasti dan dipegang sebagai pedaman hidup sehingga aspek-aspek lahiriyah (sebagai objek kajian ilmu fiqh) dari masyarakat tersebut (juga tercermin pada sebagian pandangan para filosof) bisa terkendali dan berada dalam landasan-landasan normatif agama. (Watt, 1992:61-62).


Penyebab Kemunduran dan Kehancuran
1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.

2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah 'ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.

3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat "serius", sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan menpengaruhi kondisi politik dan militer.

4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk ath-Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini.

5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.

Referensi
1.      ^ "Andalus, al-" Oxford Dictionary of Islam. John L. Esposito, Ed. Oxford University Press. 2003. Oxford Reference Online. Oxford University Press. Accessed 12 June, 2006.